Wednesday, April 2, 2014

Berkebun di Halaman Rumah

Cerita-nya kali ini adalah (sok) berkebun dengan memanfaatkan lahan tidur di rumah.

Mengapa berkebun, munkin ada 2 alasan mendasar mengapa saya tertarik berkebun :

Pertama,
Awalnya ketika beberapa waktu yang lalu saya mem-follow salah satu kelompok yang sangat concern akan berkebun sayur-mayur.
Mengapa mereka memilih sayur-mayur, (mungkin) lebih melihat ke pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ketahanan pangan), satu sisi kita butuh makan (sayur) setiap hari, tapi makin hari harga makin melambung tinggi, bahkan beberapa waktu terkadang langka di pasar.


Kedua,
Selain bisa memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, kita bisa ikut berkontribusi dalam memelihara bumi (Go Green).
Dengan berkebun, kita mau tidak mau/harus menjaga kesuburan tanah (bahkan yang lebih idealis, menggunakan metode-metode organik), secara tidak langsung menjaga ketersediaan air tanah, karena air hujan dapat menyerap ke dalam tanah yang terbuka, dan dengan adanya tanaman dapat membantu kebersihan udara (O2 dan CO2), dll.

Sebenarnya banyak manfaat nya berkebun ini, bukan dilihat dari banyak nya sayur-mayur yang kita dapatkan, tapi lebih ke arah terjaganya ekosistem lingkungan kita.
Karena secara ekosistem, lingkungan kita sudah semakin parah, contoh :
- Orang lebih memilih menutup tanah/halamannya dengan lantai/semen, karena berbagai alasan....terlihat kotor, susah/ribet merawatnya, ada biaya tambahan memeliharanya, tidak ada waktu memeliharanya, dll.
Dengan menutup seluruh lahan, berarti tidak ada tempat resapan untuk air hujan, maka air tanah akan semakin berkurang.
- Pemakaian air tanah yang berlebihan
- Lahan terbuka hijau semakin sedikit
- dll

Ya, jadi dengan tetap menjaga ruang/lahan terbuka di rumah kita, kita juga bisa ikut berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan, demi bumi yang lebih terjaga untuk masa depan.
Kalau bukan kita yang menjaganya, siapa lagi?

Seperti cerita di atas, dan dengan sekian banyak embel-embel baik nya, maka saya sangat bersemangat untuk memulai, berkebun.
Tahap pertama adalah membuka/mempersiapkan lahan tanam. Degan cara di bajak/digemburkan menggunakan cangkul, dibersihkan dari batu-batu dan kotoran, lalu terakhir diberi pupuk.



Tapi emang dasar tangan tidak pernah megang cangkul, hanya mencangkul lahan seluas 1 x 2 m, tangan sampai luka terkelupas :(


Lalu didiamkan selama 1 minggu, agar tanah tidak terlalu asam karena pupuk.
Paralel saya memesan bibit untuk ditanam, adapun beberapa macam bibit yang saya pesan, seperti kangkung, bayam, bit, cabe, tomat, wortel.


Minggu ke-2, tibalah waktu  nya untuk menebar bibit.....pertama yang saya coba adalah kangkung.
Rupanya sulit juga berkebun, siapkan lahan, tebar bibit, tumbuh, panen.
Bibit kangkung saya mulai tumbuh, tapi gagal panen....karena lebih dulu di makan oleh hama, pengalaman saya hama nya berupa siput kecil.

Percobaan ke-2,
Saya mencoba menanam bit dan wortel, rupanya tetap sama.....gagal.
Dan penyebabnya juga sama, si-siput pemakan sayuran.

Percobaan ke-3,
Tomat.....akhirnya kali ini ada 2 pohon tomat yang bisa tumbuh lumayan besar.
Tapi rintangan dalam menjaganya cukup sulit juga.....kali ini gangguan hama siput, lewat/aman, tapi beberapa kali tanaman tomat saya tumbang karena hujan dan angin yang terlalu kencang.
Tapi beruntung sampai tulisan ini saya buat, pohon tomat saya masih bertahan hidup....coba kita lihat, apakah saya bisa memanen tomat dari pohon di halaman rumah saya? :)
Foto pohon tomat nya belum ada....menyusul ya, jadi jangan di sebut hoax dulu, hehehe

Apakah anda tertarik untuk memulai berkebun di halaman rumah?

Selamat mencoba

2 comments:

  1. wah ngilu saya liat tangan yg mengelupas gan, semangat terus gan berkebunnya jangan kapok, terus berkebun biar udara sekitar lwbih fresh, klo hama siput coba pake kulit telur gan disekeliling tanaman biasanya siput enggan mendekat amawardy.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih gan....
      Semangat juga buat agan, saya berkunjung ke blog nya agan, tampaknya juga sedang mulai berkebun ya.
      Keren gan blog nya.

      Delete