Dear All,
Sudah lama tidak menambah posting-an di blog....(soalnya memang tidak ada cerita yang bisa dibagikan), akhirnya saya sedikit memaksakan menulis cerita kali ini.
Kali ini saya mau bercerita tentang perjalanan iseng saya beserta istri ke Bandung, kurang lebih trip ini saya lakukan sekitar bulan Mei 2010.
Mari kita mulai ceritanya,
Jadi kalau tidak salah waktu itu adalah hari libur kejepit (hari libur apa saya lupa, yang jatuh pada hari Jumat). Padahal waktu itu tidak ada rencana untuk berpergian, apalagi ke tujuan yang agak jauh....sebab pada saat itu istri saya sedang mengandung 5 bulan (menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan). Dan ceritanya waktu itu saya lagi semangat-semangatnya membaca artikel tentang budi daya ikan menggunakan metode pemeliharaan di Kolam Air Deras (KAD). Karena salah satu cita-cita saya adalah ingin punya usaha sendiri, dan bergerak di bidang agro bisnis. Dalam hayalan saya, saya punya budi daya ikan di desa yang jauh dari hiruk pikuk Jakarta, bisa hidup tenang & harmonis (menikmati hidup dengan menikmati pemberian yang Maha Kuasa) tapi sekaligus dapat membiayai hidup keluarga.
Coba saya jelaskan sedikit tentang Kolam Air Deras (KAD) ini,
KAD adalah salah satu metode dalam membudi-dayakan ikan, yang mengunakan/memanfaatkan aliran/sirkulasi air, dengan tujuan agar air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan selalu "fresh" dan bersih, karena yang digunakan adalah air yang mengalir/bersirkulasi, bukan air yang tetap/diam, sehingga diharapkan ikan yang dibudi-dayakan juga dapat berkembang dengan lebih baik.
Nah, resiko nya dimana lagi bisa menemukan aliran air (misal sungai) yang masih cukup bersih, belum tercemar? Satu-satunya jawaban adalah di desa.
Melalui salah satu media sosial, saya mendapatkan informasi bahwa ada di jual KAD yang sudah jalan di daerah Subang - Jawa Barat.
Karena gairah sedang memuncak maka, terlontar lah ide...."bagaimana kalau kita melihat KAD ini?"
Dengan gegabah, saya memprediksikan
1. Jalanan akan lancar (karena diharapkan orang-orang yang akan melakukan liburan di hari
libur kejepit sudah jalan ke tujuan mulai dari kamis malam, dan jumat pagi/subuh),
sedangkan saya melontarkan ide ini baru jam 9 pagi.
2. Ada tol Cipularang yang secara teori 2 jam sampai di Bandung.
Jadi dengan teori diatas kita bisa melakukan perjalanan ini hanya dalam 1 hari bolak-balik, tanpa harus menginap di Bandung.
Akhirnya, istri menyanggupinya....dan kita mulai berkemas (tetap siap-siap juga apabila harus menginap) dan memulai perjalanan jam 10 pagi.
Awalnya, perjalanan berlangsung lancar, tapi keadaan berubah di luar prediksi dan rencana mulai terjadi di tol Jagorawi ke arah tol Cipularang, terjadilah kemacetan tinggkat tinggi. Kita terjebak di tol, karena ingin putar balik pun tidak bisa.
Akhirnya kita tetap memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Subang. Dan memasuki daerah Subang waktu telah menunjukan jam 15.00. Setelah sampai di lokasi KAD dan bertemu dengan sang pemilik, saya langsung to the point bertanya-tanya tentang KAD ini. Setelah kurang lebih 1 jam, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung, tidak pulang ke Jakarta.
Rupanya kepadatan arus lalu lintas masih terjadi, kami masuk Bandung via pintu tol Pasteur sekitar jam 20.00. Kepadatan arus lalu lintas memaksa kita memutar otak, sebab saya belum booking tempat penginapan, di daerah mana, dll.
Saran dari kakak saya adalah jangan ke Bandung kota, karena macet parah, lebih baik ke arah lembang, selain banyak tempat penginapan juga banyak tempat wisata nya.
Saya langsung kontak 2 teman saya yang memang tinggal dan punya kerabat di Bandung....beruntung sekali teman saya saat itu sedang menginap di salah satu penginapan di Lembang.
Tanpa pikir panjang, saya langsung meminta bantuan teman saya untuk membooking 1 kamar di penginapan tersebut. Yang lebih saya suka lagi, harganya sesuai dengan kantong (alias tidak mahal).
Lokasi penginapannya adalah di sekitar area Observatorium Bosscha (saya lupa nama penginapannya). Sekitar jam 22.00, akhirnya kita sampai di tempat penginapan tersebut....setelah mengurus adminstrasi penginapan, kami langsung istirahat (kasihan istri saya yang sedang hamil 5 bulan).
Keesokan harinya, bangun pagi jam 07.00
Sambil menikmati sun rise dan pemandangan Lembang pagi hari, kami langsung membuat rencana untuk 1 hari itu dan rute perjalanan sekalian pulang ke Jakarta. Pertama kami memutuskan untuk pergi ke area hiburan/wisata, the Ranch di sekitaran Lembang juga lalu makan siang di Rumah Stroberi, lalu balik ke Jakarta.
Karena hari masih pagi (dan the Ranch, menurut informasi teman baru buka sekitar jam 09.00), akhirnya kita mencoba mengunjungi Observatorium Bosscha, yang masih berada dalam satu area penginapan kami. Hanya dengan berjalan kaki selama 5 menit, kami sampai di pintu masuk Observatorium Bosscha.
Tayang saat itu Observatorium Bosscha tutup (memang jadwal tidak beroperasi),
Tapi kami masih diijinkan untuk bekeliling-keliling di komplek Observatorium Bosscha,
Setelah puas berkeliling komplek Observatorium Bosscha, kami pun melanjutkan rencana hari itu, yaitu ke tempat wisata The Ranch.
Lalu untuk kita ke Rumah Stroberi untuk makan siang,
Akhirnya setelah perut terpuaskan, kami langsung melanjutka perjalanan balik ke Jakarta via tol Cipularang.
Ada pun pesan dan hikmah yang bisa ditarik dari cerita saya ini adalah :
1. Apabila ingin berpergian go show, perhitungkan dan rencanakan dengan matang
2. Harus siapkan plan B
3. Tetap tenang (putar otak kerassss)
thanks
Anto
No comments:
Post a Comment