Thursday, December 18, 2014

Jalan-Jalan Museum, Part 3

Seperti biasa jalan-jalan ke museum kali ini adalah acara sampingan yang saya lakukan dengan anak, karena mengantar istri ke Asemka.
Maksudnya adalah kasihan apabila anak harus ikut ke Asemka. Tahu sendiri kan keadaan Asemka seperti apa, panas, kotor, padat manusia, etc.

Jalan-jalan museum kali ini, agak sedikit berbeda karena bukan disekitaran Asemka dan Kota Tua.
Kali ini saya merencanakan ke :
1. Galeri Indonesia Kaya, di Grand Indonesia
2. Museum Nasional (atau lebih dikenal Museum Gajah)
Karena dengan ke kedua tujuan tersebut, saya juga bisa merasakan sensasi naik "Mpok Siti" atau yang lebih dikenal dengan City Tour Bus, yaitu bus pariwisata 2 lantai yang disediakan oleh Pemda DKI Jakarta untuk kebutuhan pariwisata kota Jakarta.



Baik kita mulai perjalanan ke Museum Part 3 ini.


Dari jauh-jauh hari, istri sudah wanti-wanti ingin ke Asemka pada tanggal 13 Desember.
Dari rencana itu saya juga mulai mencari-cari tempat (seperti museum) yang dapat saya dan anak kunjungi sembari menunggu istri ke Asemka.
Akhirnya saya memutuskan untuk ke Galeri Indonesia Kaya yang berada di Grand Indonesia dan ke Museum Nasional/Museum Gajah.
Adapun alasan mengapa saya memilih tempat tersebut adalah dilihat dari lokasi dan sarana transportasi tempat ini cukup strategis dan mudah dicapai.

Perjalanan kami mulai,
Berangkat dari rumah jam 07.30 (pagi) menggunakan mobil menuju pemberhentian pertama, yaitu Universitas Pancasila, untuk parkir mobil kami di Universitas Pancasila, Lenteng Agung. 
Kemudian kami lanjutkan perjalanan dengan menggunakan moda transportasi KRL/Commuter line Jakarta-Bogor. Saya dan anak turun di stasiun Juanda, dan istri melanjutkan perjalanan sampai stasiun Kota. 

Keluar stasiun Juanda, kami melanjutkan perjalanan dengan menumpang (karena gratis) "Mpok Siti" - City Tour Bus dari Halte Masjid Istiqlal. 


 Tidak sampai 10 menit  si "Mpok Siti" yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga (karena saya sudah sangat tidak sabar, bahkan lebih antusias dari anak saya) kami langsung naik dan untungnya masih mendapat tempat di lantai 2.

Ada cerita sendiri tentang "Mpok Siti" - City Tour Bus ini, 
Saya begitu antusias untuk mencoba "Mpok Siti" ini, mengapa?
1. Tidak ada bis tinggkat di Jakarta beberapa tahun ini
2. Mencoba bis tingkat yang dirancang senyaman mungkin
3. Nostalgia masa lalu, dahulu Jakarta pernah punya bis tingkat dan saya sempat merasakannya.



Kami menumpang "Mpok Siti" dari Halte Juanda sampai Halte Bundaran Indonesia. 



Lalu kami menuju ke Grand Indonesia, tepatnya ke lantai 8 West mall, sebelahan dengan Blitzmegaplex tempat Galeri Indonesia Kaya berada.
Bagi yang belum tahu Galeri Indonesia Kaya, bisa dilihat disini. Letak West mall ini yang lebih kedalam/dibelakang  Grand Indonesia, kalau kita dari arah depan/Bunderan Indonesia.
Galeri Indonesia Kaya sendiri menyuguhkan beberapa kekayaan Indonesia, seperti pakaian adat, alat musik tradisional, permainan tradisional, sejarah masa kerajaan, dan terakhir peta Indonesia. Yang bikin menarik adalah semua suguhan tersebut dikemas dengan ANIMASI, misalnya pertama kali masuk kita akan disambut dengan beberapa layar yang menampilkan sepasang pria-wanita dengan berbagai pakaian adat yang akan menyampaikan "selamat datang" dengan bahasa daerah masing-masing. 
Berikutnya kita bisa mencoba alat musik tradisional, seperti angklung yang dapat kita mainkan dengan menyentuh layar nya.

Kemudian ada kacamata animasi, yang isinya menceritakan jaman kerajaan.
Ada juga animasi permainan tradisional congklak, yang dapat kita mainkan juga dengan menyentuh layarnya.
Terakhir kita bisa terbang mengelilingi nusantara, kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Kesan yang saya rasakan dan masukan bagi pengelola Galeri Indonesia Kaya :
1. Maintenance alat-alat peraga yang ada sebaiknya lebih diperhatikan lagi (beberapa alat peraga tidak berfungsi dengan baik).
Secara 90% peraga menggunakan alat elektronik dengan teknologi masa kini (animasi, TV, Layar sentuh, sensor gerak, etc).
2. Lebih diperbanyak koleksi/peraganya. 
3. Lebih diperbanyak acara yang dibikin dan diselengarakan di tempat ini.
4. 

Setelah selesai dari Galeri Indonesia Kaya - Grand Indonesia ini, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Museum Nasional.
Lagi-lagi kami menumpang "Mpok Siti" untuk mengantar kami. Halte "Mpok Siti" Bundaran Hotel Indonesia (HI), berada tepat di depan Grand Hyatt.

Setibanya di Museum Nasional, kami langsung membeli tiket masuk (dewasa : Rp 5000,- dan anak : Rp 2000,-).




Akhirnya saya bisa kembali untuk yang ke-2 kali nya ke Museum Nasional ini (terakhir waktu saya SD), ada perbedaan yaitu sekarang ada gedung baru disisi kanan nya.
Tapi keadaan dan koleksi di gedung lama, masih sama seperti terakhir saya kesini.
Namun saya tidak sempat jalan-jalan mengeksplor gedung baru, karena anak saya sudah bosan dan sudah merengek untuk pulang.

Kebetulan juga istri sudah selesai berbelanja di Asemka, dan kami memutuskan untuk bertemu di Stasiun Kota.
Pilihan transportasi dari Museum Nasional ke Stasiun Kota, sudah pasti menggunakan Transjakarta/busway.
Sebelum melanjutkan perjalanan pulang, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di restoran cepat saji di dalam Stasiun Kota.

Cape, lelah, tapi senang juga dalam melakoni perjalanan ini, karena saya bisa mengajak anak jalan-jalan, tidak cuma jalan-jalan konsumtif tapi bisa berkunjung dan memperkenalkan tempat-tempat yang ada manfaatnya (edukatif), mencoba berbagai moda transportasi, dan tentunya hemat.
Cuma saja memang saya masih merasa sarana transportasi umum di Jakarta, bahkan (mungkin) di Indonesia masih belum nyaman (apalagi kid's friendly), dan mungkin PR bagi kita semua adalah bagaimana meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Misalnya :
1. Budaya antri
2. Budaya memberi tempat duduk untuk lansia, ibu hamil, anak, dan orang dengan kekurangan.
3. Budaya peduli lingkungan (tidak buang sampah sembarangan, dll).
4. Budaya peduli sarana umum (tidak corat-coret, tidak merusak, dll)

Akhir kata, 
Selamat jalan-jalan dan menikmati Jakarta.
Dan kiranya kedepannya Jakarta bisa maju seperti kota-kota negara tetangga dalam segala hal (transportasi, fasilitas umum, ruang terbuka, dll). 

Salam,


No comments:

Post a Comment